Rabu, 10 Februari 2010

tugas perorangan_Siti Nurhayati [0806414736]

TUGAS KLIPING

Custom,Immigration & Quarantine
(CIQ)



Di Susun oleh :

SITI NURHAYATI
NPM : 0806414736

Vokasi Pariwisata-Travel 2008
UNIVERSITAS INDONESIA

Kura-kura Moncong Babi Diselundupkan untuk Obat Kuat
Laporan wartawan KOMPAS Pingkan E Dundu
Rabu, 3 Februari 2010 | 16:00 WIB



JAKARTA, KOMPAS.com — Kura-kura moncong babi yang akan diselundupkan ke Hongkong diduga akan dikonsumsi sebagai obat kuat dan hidangan di tempat tujuannya.Kepala Karantina Bandara Soekarno-Hatta Susilo mengatakan, satwa yang dilindungi itu biasanya dikonsumsi dalam bentuk sop ataupun jenis masakan lainnya. Satwa tersebut dikonsumsi karena dianggap berkhasiat sebagai obat kuat. "Apalagi di Hongkong saat ini sedang musim dingin," katanya di Jakarta, Rabu (3/2/2010).
Kura-kura moncong babi merupakan satwa yang hampir punah. Hewan bercangkang lunak yang habitatnya di sungai atau air tawar ini tergolong satwa yang dilindungi. Ukuran panjangnya 3 inci atau 7,6 sentimeter. Harga jual satu kura-kura 15 dollar AS. Untuk ukuran 35 cm harga satwa itu Rp 5 juta per ekor.Susilo mengatakan, harga jual satwa langka itu cukup mahal. "Barang yang akan diekspor ini sama sekali tidak disertai surat. Hanya diberitahukan sebagai komoditas buah salak," kata Susilo.
Sebelumnya diberitakan, petugas Bea dan Cukai Bandara Internasional Soekarno-Hatta menggagalkan penyelundupan 700 ekor ular jali (Ptyas korros) dan 3.492 kura-kura moncong babi. Estimasi nilai dari barang bukti berupa 63 koli yang terdiri dari 25 koli ular jenis jali dan enam koli kura-kura moncong babi itu diperkirakan mencapai Rp 5,7 miliar.
Ular jali adalah sejenis ular pemakan tikus. Harga jenis ular jali dari tingkat penangkap ke pengepul antara Rp 25.000 sampai Rp 27.000 per kilogram. Sementara pengepul menjualnya seharga Rp 29.000 sampai Rp 35.000 per kilogram. Untuk di pasar internasional, harga ular jali mencapai Rp 500.000 per kilogram.Menurut Kepala Bea dan Cukai Soekarno-Hatta Baduri Wijayanta di Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta, hewan-hewan tersebut akan dibawa ke Hongkong.
Wijayanta mengatakan, paket hewan langka itu berasal dari Gudang Ekspor Jas, PT IDT di Jalan Panjang Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Paket itu akan dibeli sebuah perusahaan di Hongkong, yaitu Whole Sale A32. Paket tersebut direncanakan akan dikirim melalui perusahaan penerbangan Cathay Pacific dengan nomor penerbangan CX476, rute Jakarta-Hongkong, Selasa (2/2/2010).
Untuk kepengurusan dokumen dilakukan oleh Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan, PT SN, yang beralamat di Jalan Jembatan Tiga Ruko 36 Penjaringan.Mengenai nasib hewan-hewan itu, Susilo mengatakan, ular dan kura-kura yang gagal diselundupkan akan dikembalikan ke habitatnya.
Perdagangan termasuk ekspor ular dan kura-kura melanggar Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan dan Tumbuhan. Karena tidak dilengkapi sertifikat karantina, pelaku diancam dengan hukuman pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda Rp 50 juta.
Sementara berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, dua jenis satwa tersebut merupakan barang yang dilarang diekspor. Para pelanggar diancam hukuman pidana paling lama lima tahun penjara dan denda Rp 100 juta.
.
Analisis Bagian karantina dan imigrasi bandara seharusnya lebih sensitive terhadap setiap barang yang keluar atau masuk di Bandara soekarno-hatta.Tidak hanya dengan memeriksa dokumen-dokumennya saja,melainkan orang yang membawanya pun harus diperiksa dengan detail dan pemerintah harusnya benar-benar melindungi hewan langka tersebut,karena itu adalah salah satu asset alam negeri kita.

Ditemukan Tas Berisi 200 Reptil di Bandara Soetta
Minggu, 6 Januari 2008 - 12:24 wib
TANGERANG - Sedikitnya 200 reptil asal china berhasil disita petugas karantina hewan dan tumbuhan Bandara Soekarno Hatta Cengkareng. 200 jenis reptil tersebut di antaranya kura-kura Dwi, ular dan tarantula.

Menurut Kepala Seksi pengawasan Karantina Hewan dan Tumbuhan Soekarno Hatta, Muhammad Jum'aha penangkapan dilakukan di terminal II sekira 3 minggu yang lalu. Saat itu pihaknya mendapat laporan dari petugasnya ada sebuah tas yang tak bertuan dan sangat mencurigakan.

"Tas itu kami ambil dan kami x-ray. Ternyata dalam tas koper itu ada binatang reptilnya," ujar Jum'aha saat dihubungi okezone,Minggu (6/1/2008).Setelah dilakukan observasi, ternyata hewan-hewan tersebut jenisnya dilindungi dan ada juga yang tidak dilindungi, "Kondisinya dalam keadaan stress yang tinggi, bahkan ada beberapa binatang yang mati. Sekira 10 yang mati,"ujarnya.Untuk menyelamatkan hewan-hewan yang masih dalam kondisi sekarat, pihaknya langsung melakukan proses karantina selama tiga minggu dan kemudian menyerkannya ke Taman Safari Bogor. "Kemarin binatang-binatang itu diserahkan ke Taman Safari," imbuhnya.
Penangkapan ini adalah kesekian kalinya, dan dia mengaku akan melakukan pengawasan untuk menanggulangi jenis-jenis hewan reptil. Sedangkan pelaku sampai saat ini belum dapat diketahui.

Analisis  Terhadap barang tak bertuan tersebut yang sering ditemukan oleh petugas karantina,harusnya bertindak hati-hati karena bisa saja hewan-hewan reptile tersebut merupakan senjata biologis yang bisa menyebarkan penyakit di indonesia.karena saat ini sudah banyak kasus penyakit yang ternyata berasal dari luar wilayah indonesia seperti flu burung yang merenggut banyak nyawa.

Bandara Soeta Amankan Ular Labi dan Kura Kura

Tangerang, Pelita
Petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) menggagalkan penyelundupan 700 ekor ular jenis Labi dan 3.492 kura-kura moncong babi yang nilainya mencapai Rp5.765 miliar. Ribuan ekor yang dilindungi akan diselundupkan ke Hongkong.
Kepala Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Baduri W kepada wartawan kemarin mengatakan, upaya penyelundupan satwa langka diketahui petugas setelah melakukan analisa terhadap seluruh dokumen ekspor pada gudang ekspor JAS, PT IDT Jakbar.
Data dokumen ekspor, hewan langka ini akan dibeli oleh perusahaan Whole Sale A32 Hongkong. Sedianya akan diterbangkan menggunakan pesawat Cathay Pacific (CX476) rute Jakarta-Hongkong. Proses pengiriman di urus perusahaan Jasa Kepabeanan, PT SN, di jalan Jembatan Tiga Ruko 36 Jakbar.
Hewan langka yang diamankan petugas Bea Cukai Bandara Soetta, 63 koli yang terdiri dari 25 koli ular jenis jali yang berjumlah 700 ekor, enam koli kura-kura moncong babi sebanyak 3.492 ekor kini dijadikan sebagai barang bukti Petugas menarik hewan langka itu dari pesawat Cathay Pacific yang akan segera berangkat menuju Hong Kong, pada Selasa (2/2).
Untuk mengelabui petugas barang ekspor diberitahukan sebagai fresh fruit (salak) yang telah dikemas dalam puluhan kardus, ungkap Baduri.
Kepala Karantina Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Susilo membenarkan hewan langka tersebut untuk konsumsi. Biasanya satwa tersebut dikonsumsi dalam bentuk sop maupun lainnya dan berkhasiat sebagai obat kuat. Apalagi di Hong Kong saat ini sedang musim dingin, ujarnya.

Analisis  oknum yang terbukti melakukan penyelundupan tersebut sebaiknya agar dihukum mati agar menimbulkan efek jera kepada oknum lain yang belum tertangkap basah melakukan penyelundupan.karena penyelundupan hewan langka seperti kasus di atas sangat merugikan Negara.

Penumpang Pertama 2010 Bandara Soekarno-Hatta Dapat Kejutan


Nicky, penumpang pertama di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Minggu, 3 Januari 2010 | 13:44 WIB

TANGERANGNEWS-Nicky, seorang warga Negara Australia terkejut ketika dirinya sampai di terminal 2 D Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 1 Januari 2010 lalu sekitar pukul 05.00 WIB. Betapa tidak, dirinya disambut dengan meriah oleh pengelola bandara itu dengan perkusi musik gamelan dan dikalungkan karangan bunga.

Mendapat sambutan seperti itu, tentu saja Nicky terkejut bukan main. Dia tak pernah membayangkan, begitu beruntung itu disambut Kepala Kantor Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta Hariyanto dengan pengalungan karangan bunga dan diiringi alunan musik gamelan khas Indonesia. Dipagi yang buta itu, Hariyanto juga menyerahan cinderamata kepada Nicky berupa buku petunjuk lokasi tempat berlibur yang ada di Indonesia dan barang unik yang menjadi icon bandara itu.

Pada kesempatan itu, Hariyanto mengucapkan selamat datang dan berharap bisa puas dengan pelayanan di bandara itu dan betah di Indonesia. “Ini adalah bentuk pelayanan kami. Dari tahun-ketahun kami selalu melakukan yang terbaik agar wisatawan mancanegara betah berwisata di Indonesia,” ujar Hariyanto.

Sementara itu, menurut pengakuan Nicky, dia datang ke Jakarta sendiri dari Perth, Australia. Kedatangannya ke Indonesia adalah untuk berbisnis sekaligus berwisata.”Perasaan saya sangat senang dengan adanya penyambutan seperti ini. Ini adalah hari keberuntungan saya karena mendapat sambutan yang mengejutkan sekali. Dan, saya yakin ini adalah pertanda tahun ini tahun keberuntungan untuk saya” ujarnya.
Dia berencana tinggal di Indonesia selama 30 hari. Dirinya akan dijemput rekan bisnisnya di terminal 2D. Dia berharap, perjalanan pertamanya ke Indonesia mendapat pengalaman wisata yang menyenangkan. Selain Nicky, lima orang warga Negara lain dibelakang Nicky pun mendapat sambutan yang sama.


Analisis  Hal yang dilakukan oleh bandara Soekarno-Hatta sudah baik.hal tersebut dapat menciptakan suatu image Indonesia yang baik dan ramah penduduknya selain alamnya yang terkenal indah terhadap turis asing,sehingga mereka akan betah berlama-lama atau kembali lagi ke IndonesiA.


Lima Jam di Terminal III Bandara Soekarno-Hatta
Setelah selesai mencap paspor pada loket Imigrasi di Bandar Udara Soekarno-Hatta dalam perjalanan dari Jeddah, Arab Saudi, Kamis (30/9), sekitar pukul 12.30, saya bersama tiga wartawan media cetak masuk ke jalur khusus tenaga kerja Indonesia. Begitu tiba di bagian belakang terminal IIE, sudah berkumpul puluhan TKI yang menunggu bus yang akan mengangkut menuju terminal III yang jaraknya sekitar dua kilometer dari terminal internasional.
MASUK bersamaan dengan kami tiga tenaga kerja wanita (TKW) asal Nusa Tenggara Barat (NTB), seorang TKW asal Yogyakarta dan satu TKW asal Jawa Timur. Tadinya, usai melapor diri di loket Imigrasi, mereka ingin langsung menuju terminal pemberangkatan penumpang domestik Garuda guna melanjutkan penerbangan ke daerah asal.
Akan tetapi, rencana itu tidak bisa terwujud, sebab dicegat dua orang petugas keamanan bandara. Alasannya, setiap TKI yang datang dari luar negeri melalui Bandara Soekarno-Hatta wajib melapor diri pada petugas di terminal III, dan keluar dari pintu terminal tersebut.
Hari itu, tersedia empat bus yang secara bergantian mengangkut TKI. Setiap bus hanya tersedia 23 kursi, dan satu kursi panjang di deretan paling belakang. Pada bagian tengah digunakan untuk menaruh barang milik TKI. Sekali jalan, setiap bus mengangkut TKI berkisar 28-30 orang. Pada bodi bus-bus itu bertuliskan Koperasi Satya Ardha Mandiri (Kosamin). Koperasi tersebut disebut-sebut milik TNI Angkatan Udara.
Setiap TKI rata-rata membawa lebih dari tiga tas. Setiap tas umumnya memiliki berat lebih dari 20 kilogram. Bahkan, ada tas yang beratnya sampai 50 kilogram. Proses menaikkan barang pada setiap bus membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit.
Pekerja yang bertugas menaikan barang sebanyak lima orang. Sambil bekerja, mereka juga menawarkan kartu telepon seluler. Kartu yang berisi pulsa sebanyak Rp 50.000 ditawarkan kepada para TKI seharga Rp 80.000-Rp 100.000 per lembar. Banyak TKI pun tergiur, dan membeli kartu itu.
SETELAH menunggu antrean selama kurang lebih 2,3 jam, akhirnya kami pun disuruh menaiki bus Kosami. Lalu, satu demi satu barang-barang dinaikkan ke dalam bus, dan baru 40 menit kemudian bus diberangkatkan.
Namun, sebelum bus tersebut bergerak, salah seorang petugas angkut barang tiba-tiba menyampaikan pengumuman. Katanya, "Saudara sekalian, sebetulnya pengangkutan ini gratis. Akan tetapi, kami minta pengertian bisa memberikan sejumlah uang atas kelelahan kami menaikkan barang kalian ke dalam bus". Selesai bicara, petugas itu pun langsung menagih pada satu per satu TKI.
Anehnya, jika hanya diberikan Rp 5.000 per orang, mereka langsung menolak, dan memaksa dibayar minimal Rp 10.000 atau 5 dollar AS atau 10 riyal per orang.
Begitu bus berhenti di pintu terminal III, salah seorang anggota polisi langsung menaiki bus. Kepada penumpang, diingatkan agar selalu waspada, dan berhati-hati selama dalam kawasan terminal. Semua perhiasan dan uang sebaiknya disimpan dalam tas agar terhindar dari pencopetan dan sejenisnya. Wejangan ini memakan waktu sekitar 10 menit.
Terminal III merupakan sebuah bangunan yang mirip hangar pesawat. Lokasi tersebut terletak di sebelah timur laut landasan pacu penerbangan internasional. Bagian dalamnya hanyalah ruang terbuka tanpa kursi, tanpa pendingin udara dan berbagai fasilitas lain yang membuat TKI merasa aman dan nyaman. Di sisi kiri dan kanan ruang itu tersedia tempat penukaran uang, warung telekomunikasi (wartel), warung makan dan kios.
Begitu masuk, TKI langsung diarahkan ke loket pendataan. Di sini, mereka disuruh mengisi formulir yang menjelaskan alasan kepulangan. Misalnya, dalam rangka cuti, sakit atau sudah selesai masa kontrak. Selain itu, diminta menuliskan barang-barang yang dibawa. Khusus uang, seperti dollar AS atau riyal harus disebutkan jumlahnya.
Urusan di loket ini, setiap TKI dipungut Rp 25.000. Jika setiap bulan TKI datang sekitar 25.000 orang, maka uang yang terkumpul mencapai Rp 625 juta. Anehnya, pemasukan yang begitu besar sama sekali tidak sepadan dengan pelayanan yang diberikan kepada TKI.
Dari sana, TKI dianjurkan menyetor uangnya ke loket sebuah bank pemerintah yang tersedia dalam terminal itu. Uang itu nanti bisa diterima pada kantor cabang atau ranting dari bank itu di daerah asal atau sekitarnya. Bagi yang melakukan transaksi pengiriman uang diberikan tanda terima, dan dikenakan pungutan mencapai ratusan ribu rupiah.
Jasa tersebut ternyata tidak banyak diminati TKI. Alasannya, selain biaya pengiriman terlalu mahal, proses pencairan uang itu pun ternyata tidak mudah, dan memakan waktu satu sampai dua bulan.
"Dulu, saya sering mengirim uang melalui bank di terminal III. Akan tetapi, saat mau ambil di kampung, petugas bank itu memberi alasan macam-macam, sehingga sekitar dua bulan kemudian baru bisa ambil, sehingga saya tak mau lagi," ujar Yati (30), TKW asal Lombok Timur, NTB.
Selesai dari loket bank, TKI menuju ke loket pendaftaran penjemput. Di sini, wajib dijelaskan, siapa saja yang menjemput. Bagaimana hubungan mereka. Sesuai ketentuan yang diberlakukan di terminal III, penjemput yang dibolehkan hanya ayah, ibu, atau saudara kandung.
Bukti hubungan tersebut harus ditunjukkan dengan dokumen yang sah. Penjemput yang di luar hubungan itu tidak diakui, dan TKI diwajibkan menggunakan angkutan yang disediakan pengelola terminal III dengan dalih keamanan dan kenyamanan.
Setelah itu, TKI menuju ke tempat pengambilan barang. Tempat ini dipagari besi, dan hanya disediakan satu pintu. Di pintu dijaga petugas. TKI yang ingin mengambil barang harus antre seraya menunjukkan kertas yang bertuliskan nomor barang. Berdasarkan kertas itu, petugas akan mencari barang, lalu menyerahkan kepada pemiliknya. Jasa itu seharusnya gratis, tetapi TKI selalu diminta pengertian memberikan uang lelah. Nilanya bervariasi, tetapi minimal Rp 10.000 per orang.
Setelah mengambil barang, TKI harus melapor diri kembali pada loket penjemputan yang tersedia dekat pintu keluar. Di sini pun harus antre, dan proses tersebut juga menghabiskan waktu berjam-jam. Begitu selesai, para petugas langsung memanggil penjemput agar merapat ke pintu gerbang guna menjemput sanak keluarga yang baru tiba dari luar negeri tersebut.
Tepat pukul 16.30 sejumlah TKI yang tadinya bersama kami masuk menuju lokasi pengangkutan TKI di terminal II, baru keluar dari terminal III. Bahkan, ada TKI yang harus kembali lagi ke terminal II untuk melanjutkan dengan penerbangan domestik menuju daerah asal di Jawa Timur dan NTB.
"Aduh, berjam-jam hanya berurusan di terminal III ini bukannya bikin senang, tapi bikin cape, lelah, dan lapar saja. Uang pun habis hanya untuk bayar pungutan. Kalau keluar langsung dari terminal II, mungkin sudah di atas kereta api menuju Bandung," tegas Ade (27), TKW asal Jawa Barat yang baru kembali dari Taiwan.
DI pintu keluar areal terminal III bukan hanya berkumpul keluarga TKI. Ada juga calo yang menawarkan jasa mengantar TKI sampai di tempat asal. Bahkan, beberapa di antara calo mencoba menerobos masuk ke dalam kawasan terminal. Calo itu adalah kaki tangan dari pemilik taksi gelap yang bertugas menjaring penumpang TKI. Prestasi yang diraih itu dihargai sebesar Rp 20.000 per penumpang.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, untuk lolos ke dalam terminal, modus operandi dipakai adalah menyodorkan secarik kertas yang bertuliskan nama-nama TKI yang ingin dijemput kepada petugas keamanan. Bahkan diyakinkan bahwa nama-nama tersebut masih saudara kandungnya. Setelah memerhatikan sejenak daftar nama itu, petugas pun mengangguk-anggukan kepala, seraya mempersilakan calo masuk ke terminal III menemui "saudaranya" yang ingin dijemput.
Modus tersebut sudah dipahami di antara oknum petugas keamanan dan calo. Nilai transaksi baru dilakukan setelah selesai penjemputan sesuai jumlah TKI yang berhasil dijaring untuk diantar dengan taksi liar. "Biasanya minimal Rp 30.000 per orang," jelas seorang petugas di terminal III yang tak mau ditulis namanya.
Di dalam kawasan terminal, calo tersebut menemui petugas lain guna mendapatkan izin bagi kendaraan mereka untuk dipakai mengantar TKI ke daerah asal. Untuk mendapatkan surat izin tersebut dipungut uang minimal Rp 200.000 per kendaraan. Untuk mengelabui masyarakat luas, transaksi antara calo dan petugas tidak dilakukan saat itu, tetapi pada tempat yang biasanya telah disepakati.
Bagi calo maupun pengemudi taksi gelap, berapa pun uang yang diminta petugas, tidak begitu dipedulikan, yang terpenting mereka diizinkan angkut TKI. Karena uang yang akan didapat lagi dari TKI jauh lebih besar, sebab tarif dapat ditentukan sesuka mereka. Bahkan, dalam perjalanan tidak jarang tarif dinaikan lagi dengan alasan keselamatan perjalanan.
"Dari setiap TKI, pengemudi taksi gelap selalu mendapatkan uang minimal Rp 350.000. Bayangkan saja, untuk tujuan Karawang saja dipungut Rp 200.000 per orang. Belum lagi kalau di tengah jalan terjadi aksi pemerasan disertai ancaman, maka penghasilan jauh lebih besar lagi," ujar seorang petugas di terminal III yang minta namanya tidak ditulis.
Jika di terminal III saja, TKI harus membutuhkan waktu berjam-jam agar bisa keluar dari kawasan bandara dan bertemu dengan penjemput, maka apakah rencana pemindahan terminal TKI ke Ciracas tergolong efektif? Hasil kajian semua institusi dan organisasi di luar Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan pemindahan tempat transit TKI dari terminal III ke Ciracas lebih banyak merugikan TKI. Biaya angkutan pasti meningkat beberapa kali lipat, dan bukan tidak mungkin TKI pun terpaksa inap di Ciracas sebelum kembali ke kampungnya. Sebab urusan administrasi di lokasi transit TKI semakin panjang, lama dan melelahkan.
Yang menikmati keuntungan dari pemindahan itu hanya segelintir orang, antara lain pengelola bus angkutan TKI. Maklum, dengan jarak yang mencapai puluhan kilometer bus yang dibutuhkan tidak lagi empat atau lima unit, melainkan puluhan unit. Karena setiap hari TKI yang tiba di bandara Cengkareng mencapai ribuan orang, sementara setiap bus dalam sekali jalan cuma bisa mengangkut 20 orang sampai 25 orang.
Anehnya, Depnakertrans yang seharusnya meminimalisasi semua kerugian yang diderita TKI saat pulang ke daerah asal justru bersikukuh memindahkan lokasi transit tersebut. Tidak tahu motif di balik itu.
Namun, yang pasti Koperasi Karyawan Depnakertrans "Pelita" kini menjadi perusahaan pengelola angkutan TKI dari terminal III menuju Ciracas. Koperasi itu melibatkan sembilan perusahaan angkutan sebagai pelaksana. Sungguh tragis nasib TKI.

Analisis  Pemerintah harusnya menertibkan dengan menghukum oknum dalam bandara yang bekerja sama dengan para calo tersebut.Padahal TKI tersebut pulang dari luar negeri bukan habis berlibur,melainkan mencari uang untuk keluarga karena upah yang ditawarkan lebih besar dibandingkan bekerja di dalam negeri.Bagaimana tidak penduduk indonesia sendiri banyak yang tinggal diluar negeri.Hidup disana lebih mudah dan tidak dipersulit sehingga mereka nyaman tinggal di luar negeri.Padahal oknum tersebut juga merasakan apa yang TKI rasakan bahwa mencari uang untuk bertahan hidup saat ini sulit karena banyaknya persaingan.



Surat: Masih di bandara Soekarno-Hatta
Tue, 11/10/2009 12:25 PM | Reader's Forum Selasa, 11/10/2009 12:25 PM | Reader's Forum
Saya seorang asing yang bekerja di Jakarta dan antar-jemput ke negara asal saya sekali atau dua kali seminggu dari / ke Soekarno-Hatta International Airport.
Saya amati sebagai berikut,Orang-orang menunggu di luar toilet punya kertas toilet sementara tidak dapat ditemukan di dalam WC! Mereka bahkan memiliki pipi untuk menawarkan kepada orang-orang yang melipat untuk beberapa tips.
Disamping itu preman menjual jam tangan palsu dan orang-orang yang menawarkan untuk membawa barang-barang Anda, ada beberapa di luar di tempat parkir yang dibayar terlalu dan ini termasuk anak-anak yang "membantu" Anda untuk membalikkan mobil Anda, mundur, mundur (mundur, mundur); Petugas imigrasi (baik keberangkatan dan kedatangan) selalu meminta "souvenir" setiap kali mereka melihat paspor saya itu terpasang dengan KITAS (Work Permit);
Mereka menjual tiket operator taksi yang ditempatkan di dalam bandara bebas asap! Ramah adat dan petugas imigrasi.Kurangnya tersenyum Bau yang busuk kencing di tempat parkir! Ini benar-benar memuakkan.
Mereka takzim mencari TKI perempuan terikat untuk negara-negara Timur Tengah mengenakan jilbab duduk, berkelompok dan makan bersama di lantai dalam ruang keberangkatan adalah sebuah pemandangan yang menyedihkan. Tidak dapat memberikan otoritas bandara baik ruang tunggu khusus / ruang untuk TKI tersebut yang akan pergi untuk beberapa periode waktu yang cukup untuk meningkatkan perekonomian keluarga mereka?
Kurangnya petugas imigrasi di malam hari saat kedatangan tetapi pasti mereka banyak yang hanya duduk-duduk sambil mengobrol; Kebiasaan / BEA perwira hanya menjalankan satu mesin scanner di bagian keluar dari bandara serius menyebabkan macet. Kondisi ini diperparah ketika tiga empat penerbangan untuk tiba sekitar waktu yang sama. Kurangnya fasilitas duduk.Harap menyediakan lebih bangku dan memperbaiki sistem pendingin udara.
Analisis  Kebiasaan malas seperti para petugas imigrasi seharusnya di tertibkan dengan diberikan sanksi seperti di pecat.karena jika para petugas terus menerus seperti itu,hal itu akan memberikan cerminan yang buruk untuk negara kita kepada turis asing.Dan harusnya jika pemerintah tidak bisa melengkapi fasilitas yang ada,minimal harus lah di rawat dan di jaga agar tidak memalukan bangsa atau negara kita tercinta.


TANGERANG - Bandara Soekarno-Hatta masuk dalam salah satu bandara dari tiga bandara paling rawan penyelundupan narkoba di Indonesia. Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri, di Tangerang mengatakan antisipasi penanganan penyelundupan barang-barang haram di bandara ini harus diprioritaskan.

Selain Bandara Soekarno-Hatta, dua bandara lain yang rawan digunakan sebagai jalur penyelundupan narkoba adalah Bandara Ngurah Rai, Bali dan Bandara Hang Nadim, Batam. Selain melalui udara, penyelundupan narkoba juga rawan melalui jalur laut, terutama melalui Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta Utara.

“Tingkat kerawanan di tiga bandara dan pelabuhan laut itu paling tinggi, sehingga pemantauan harus diperketat,” kata Kapolri disela peluncururan Program Zero Toleransi Narkoba di terminal II D kedatangan luar negeri Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Rabu siang (20/01/2010).

Ia mengintruksikan agar seluruh aparat siaga dalam memberantas narkoba. “Targetnya tahun 2015, peredaran narkoba mencapai nol persen,” katanya.

Kapolri mengharapkan penanganan kasus narkoba dapat dilakukan secara lebih optimal dan tidak ada lagi narkoba yang mampu lolos ke luar atau masuk ke wilayah Indonesia atau dapat ditekan menjadi nol persen.

Dalam Program Zero Toleransi Narkoba itu melibatkan tujuh lembaga, yakni Badan Narkotika Nasional (BNN), Dirjen Bea dan Cukai, Dirjen Imigrasi, Dirjen Perhubungan Udara, Dirjen Perhubungan Laut, Dirjen Pemasyarakatan, PT Angkasa Pura I dan II sebagai pengelola bandara.(ban/dif)
Analisis  tindakaln kapolri sudah cukup tanggap terhadap masalah penyelundupan barang-barang haram tersebut.akan tetapi alangkah baiknya bila kita semua bekerja sama saling membantu agar terciptanya negara Indonesia yg aman dan kokoh.


5 warga negara asing di bekuk

SENTANI (PAPOS)- Lima Warga Negara Asing (WNA) asal India, Mr. Mohammed Jahangir, Mr. Shareef, Ny.Farzana Sharfudin Shaikh, Mr. Muhhamed Refeek Naikarillath, Abdul Kadar Bin Bdul Rahman, diciduk aparat Polres Jayapura. Penggrembekan aparat dilakukan ketika WNA itu berada di sebuah kamar no.5 Hotel Semuru Jalan Yabaso, tepatnya di komplex Bandara Sentani sekitar Pukul 23.00 WIT, Minggu (3/8) kemarin.
Dari ke-5 warga negara asing salah satunya wanita. Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan berlibur dengan mengunakan Visa Treveling selama 30 hari, namun Visa Treveling untuk 4 orang telah habis masa berlakunya pada, Rabu (18/7) lalu.
Sementara itu satu orang lagi atas nama Mr. Abdul Kadar Bin Bdul Rahman, ijin Visa berakhir pada (11/2).
Kapolres Jayapura AKBP Didi S Yasmin mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat tentang keberadaan WNA, Polisi mengadakan pengembangan berhasil mengamankan 5 orang WNA di Mapolres Jayapura.
Proses penahanan dilakukan berdasarkan KUHP, UU No 9 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah (PP) No 31 Tahun 1994, tentang Prosedur Pelaksanaan Pengawasan Orang Asing.“Secara adminitarasi telah dilakukan pemeriksaan dan mereka telah diserahkan kepada pihak penyidik keimigrasian Kelas I B Jayapura bersama dokumen-dokumen keimegerasian,”jelasnya.
Ketika disinggung soal dugaan sementara tentang keberadaan WNA di Indonesia melampau batas waktu habis Visa, dijelaskan, dari hasil pemeriksaan diduga ada kencendurungan para WNA itu melakukan unsur kesengajaan.
“Kemungkinan kebiasaan WNA memberikan kepercayaan kepada orang lain untuk mengurus kelengkapan mereka, sehingga mereka menunggu sampai dengan melampaui batas kemimegerasian di wilayah Indonesia, hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Keimigerasian Kelas I B Jayapura Maman Apdul Budiman mengatakan, setelah Polisi menyerahkan pihaknya sementara melakukan pemeriksaan dokumen-dokumen.
Selanjutnya dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) untuk diambil langkah penanganannya. “Kami periksa dulu baru ditentukan sebab dari ke lima WNA asal India ada yang terindikasi terkena tindak pidana keimigrasian,” jelasnya kepada wartawan saat menerima WNA asal India di Mapolres Jayapura, Senin (4/8) kemarin. (nabas)

Analisis  Harus lebih diwaspadai lagi bandara atau pelabuhan lainnya yang jarang terpantau agar tidak mudah penyelundup masuk dan merusak negri ini !.

Bea Cukai Tanjung Priok Siap Antisipasi Flu Babi

Senin, 04 May 2009 20:07 WIB
Jakarta,(tvOne)

Aparat Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara, siap mengantisipasi flu babi dengan meningkatkan pengawasan terhadap barang impor daging babi dan produk turunannya yang masuk melalui pelabuhan tersebut.
"Pada prinsipnya kami akan lebih berhati-hati terhadap barang masuk (impor) daging babi atau produk turunannya," kata Kepala Seksi Pelayanan Informasi Bea dan Cukai Tanjung Priok, Agus Cahyono di Jakarta, Senin.
Bea dan Cukai itu bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok dalam upaya pengawasan barang-barang impor yang masuk ke pelabuhan tersebut.

Namun, Bea dan Cukai tidak memberikan perlakuan khusus menyikapi merebaknya kasus flu babi setelah ditemukan adanya korban jiwa di Meksiko dan beberapa negara lainnya di Eropa dan Amerika.
Staf pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok, menyatakan sejauh ini belum ditemukan adanya kasus flu babi terhadap barang-barang impor yang masuk melalui pelabuhan ini.


"Sejauh ini belum kami temukan adanya kasus flu babi terhadap barang impor yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok," kata staf Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok.
Para pegawai di Kantor Kesehatan Pelabuhan itu enggan memberikan komentar lebih jauh terkait masalah flu babi.

"Maaf pak, kalau itu saya tidak bisa memberikan informasi kepada pers. Itu wewenang atasan kami. Kebetulan sekarang para Kabid sedang rapat di Bogor," kata seorang pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok.

Analisis  kasus flu babi memang merupakan masalah yang cukup membuat dunia gelisah karena penyakit ini bisa mengakibatkan kematian.wajar saja kalau Indonesia juga melakukan pengawasan yang ketat di setiap bandara dan juga pelabuhan seperti di pelabuhan tanjung priok.selain itu pengaman juga bisa di mulai dari diri sendiri agar tidak mudah tertular oleh virus sejenisnya dan juga agar tidak menularkan kepada orang lain jika sudah terlihat gejalanya.




40 Imigran Gelap Asal Afghanistan Dipulangkan
Banyak di antara mereka yang dipulangkan adalah wanita dan anak-anak.

Rabu, 1 Juli 2009, 11:10 WIB
Eko Priliawito


Imigran Afghanistan (ANTARA/FB Anggoro)


VIVAnews - Sedikitnya 40 imigran gelap asal Afghanistan dipulangkan paksa Direktorat Imigrasi Jakarta. Mereka yang dipulangkan adalah pencari suaka karena negara dalam keadaan perang.

Imigran yang dipulangkan umumnya telah menetap lebih dari tiga bulan di Jakarta. Mereka masuk Indonesia melalui jalur laut dan turun di Lampung.

Pemulangan terhadap imigran gelap itu dilakukan dari Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa 30 Juni 2009 sore.

Selain orang dewasa, banyak di antara mereka yang dipulangkan adalah wanita dan anak-anak. Tidak satupun dari mereka yang mempunyai dokumen. Sebelum dipulangkan imigran gelap ini ditampung di Medan.
Kepala Sub Direktorat Detensi dan Deportasi, Gatot Subroto mengatakan, hingga tidak ada data resmi mengenai jumlah imigran gelap yang masih menetap di Indonesia.

"Luas wilayah dan jangkauan pengawasan adalah kendalah utama," ujar Gatot Subroto, Rabu 1 Juni 2009.
Setelah melakukan pendataan ulang, para imigran gelap itu langsung digiring menuju pesawat Boeing 742, Malaysia Arilines MH 72.
Sejauh ini sudah dua kali Indonesia melakukan deportasi terhadap para imigran gelap. Pekan lalau sekitar 20 imigran gelap telah dipulangkan.
Analisis  Negara indonesia merupakan negara yang sangat luas yang terdiri dari berbagai macam pulau,hal ini membuat pemerintah agak kesulitan dalam melakukan pengawasan terhadap para imigran gelap.Tapi untungnya para petugas masih banyak yang mau menjaga kesatuan NKRI ini dengan mengusir para imigran gelap tersebut.









DAFTAR PUSTAKA
:http://megapolitan.kompas.com/read/2010/02/03/16000637/Kura-kura.Moncong.Babi..Diselundupkan.untuk.Obat.Kuat
http://news.okezone.com/index.php/read/2008/01/06/1/73144/ditemukan-tas-berisi-200-reptil-di-bandara-soetta
:http://www.hupelita.com/baca.php?id=88499
http://tangerangnews.com/baca/2010/01/03/2009/penumpang-pertama-2010-bandara-soekarno-hatta-dapat-kejutan
http://ciq-imigration.blogspot.com/2007/10/ciq-imigration.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.thejakartapost.com/news/2009/11/10/letters-still-soekarnohatta-airport.html
http://bantenklikp21.com/hukum-dan-kriminal/1077-bandara-soekarno-hatta-pintu-masuk-narkoba
http://www.papuapos.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1340:5-warga-negara-asing-dibekuk&catid=3:jayapura-raya
http://www.tvone.co.id/berita/view/13127/2009/05/04/bea_cukai_tanjung_priok_siap_antisipasi_flu_babi/
http://metro.vivanews.com/news/read/71388-40_imigran_gelap_asal_afghanistan_dipulangkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar